Kamis 12 Jan 2017, 11:38 WIB
Ratusan Siswa Darul Hikam Bandung Serukan 'Say No To Hoax'
Foto: Baban Gandapurnama
Bandung - Sebanyak 300 pelajar SMP dan SMA Darul Hikam Kota Bandung berkumpul di lapangan upacara. Mereka bersuara lantang penuh semangat saat mengikuti pembacaan ikrar melawan info hoax yang disuarakan salah satu siswa.
Deklarasi generasi muda anti menyebarkan berita bohong ini merupakan rangkaian kegiatan Islamic and Smart Action for True Information yang digelar di sekolah Darul Hikam, Jalan Djuanda (Dago), Kota Bandung, Jawa Barat Kamis (12/1/2017). Sebagian mereka mengusung poster yang di antaranya bertulis 'SAY NO TO HOAX', 'KAMI MUAK DENGAN HOAX', 'BERITA HOAX? ASTAGFIRULLAH', dan 'TURNBACKHOAX'.
"Kami mengajak kepada seluruh teman-teman pelajar untuk tidak percaya dan tidak menyebarkan berita hoax atau palsu," ucap Ketua OSIS SMP Darul Hikam Faiqal Dima H usai deklarasi.
Faiqal mengakui info-info yang bersileweran di internet begitu cepat diakses masyarakat melalui perangkat teknologi semacam telepon pintar dan laptop. Selain itu, sambung dia, penyebaran informasi berupa tulisan, foto, dan video sangat mudah diperoleh netizen dari sarana media sosial (medsos) serta media berita online.
"Sekarang banyak berita hoax. Jadi kita harus hati-hati. Kalau menerima info berantai yang belum jelas kebenarannya atau tidak valid, jangan disebarkan lagi melalui medsos atau lainnya," ucap Faiqal.
Dia mengingatkan teman-temannya di Darul Hikam agar tidak langsung menyimpulkan secara sepihak terhadap suatu informasi yang memang diragukan faktanya. Sebaiknya, kata Faiqal, generasi muda yang memiliki gadget berfasilitas internet untuk mengecek ulang atau kroscek info yang terlanjur menyebar dan menjadi viral.
"Jangan lihat satu sumber saja. Cek infonya dengan mencari di media online yang terpercaya. Kalau info yang menyebar itu tidak ada beritanya atau satu sumber, ya berarti hoax," ujar Faiqal.
Faiqal membacakan ikrar generasi muda anti menyebarkan berita bohong di hadapan ratusan pelajar SMP dan SMA Darul Hikam. Ada lima poin dalam deklarasi tersebut yang antara lain isinya mendesak pemerintah untuk menegakkan aturan jelas tentang etika dalam berkomunikasi di medsos, menolak semua informasi berita yang tidak memiliki sumber jelas, dan tidak membuat atau menyebarkan berita atau perkataan mengandung ghibah, fitnah dan unsur kebohongan.
Staf Kesiswaan SMP Darul Hikam Risyan Muhammad Taufik menegaskan kegiatan deklarasi anti menyebarkan info bohong ini merupakan bentuk nyata bagi anak-anak muda, khususnya pelajar, untuk terlibat langsung melawan segala bentuk kabar-kabar fitnah dan palsu. Terlebih, sambung Risyan, banyak pengguna gadget merupakan kalangan anak sekolah yang memiliki akun medsos.
"Mari generasi mudai ini bisa bijak, baik, dan cerdas menggunakan medsos. Kami ingatkan agar para pelajar ini tidak ikut-ikutan menyebarkan berita hoax," tuturnya.
Dia menegaskan, para generasi penerus bangsa harus lebih waspada dalam menerima aneka informasi yang sudah tak terbendung seiring makin berkembangannya teknologi internet. "Deklarasi ini mengingatkan agar kalangan pelajar tidak hanyut dengan berita-berita hoax. Maka itu, pelajar harus bisa menyeleksi dan tabayun terhadap suatu informasi," kata Risyan.
(bbn/ern)
Deklarasi generasi muda anti menyebarkan berita bohong ini merupakan rangkaian kegiatan Islamic and Smart Action for True Information yang digelar di sekolah Darul Hikam, Jalan Djuanda (Dago), Kota Bandung, Jawa Barat Kamis (12/1/2017). Sebagian mereka mengusung poster yang di antaranya bertulis 'SAY NO TO HOAX', 'KAMI MUAK DENGAN HOAX', 'BERITA HOAX? ASTAGFIRULLAH', dan 'TURNBACKHOAX'.
"Kami mengajak kepada seluruh teman-teman pelajar untuk tidak percaya dan tidak menyebarkan berita hoax atau palsu," ucap Ketua OSIS SMP Darul Hikam Faiqal Dima H usai deklarasi.
Faiqal mengakui info-info yang bersileweran di internet begitu cepat diakses masyarakat melalui perangkat teknologi semacam telepon pintar dan laptop. Selain itu, sambung dia, penyebaran informasi berupa tulisan, foto, dan video sangat mudah diperoleh netizen dari sarana media sosial (medsos) serta media berita online.
"Sekarang banyak berita hoax. Jadi kita harus hati-hati. Kalau menerima info berantai yang belum jelas kebenarannya atau tidak valid, jangan disebarkan lagi melalui medsos atau lainnya," ucap Faiqal.
Dia mengingatkan teman-temannya di Darul Hikam agar tidak langsung menyimpulkan secara sepihak terhadap suatu informasi yang memang diragukan faktanya. Sebaiknya, kata Faiqal, generasi muda yang memiliki gadget berfasilitas internet untuk mengecek ulang atau kroscek info yang terlanjur menyebar dan menjadi viral.
"Jangan lihat satu sumber saja. Cek infonya dengan mencari di media online yang terpercaya. Kalau info yang menyebar itu tidak ada beritanya atau satu sumber, ya berarti hoax," ujar Faiqal.
Faiqal membacakan ikrar generasi muda anti menyebarkan berita bohong di hadapan ratusan pelajar SMP dan SMA Darul Hikam. Ada lima poin dalam deklarasi tersebut yang antara lain isinya mendesak pemerintah untuk menegakkan aturan jelas tentang etika dalam berkomunikasi di medsos, menolak semua informasi berita yang tidak memiliki sumber jelas, dan tidak membuat atau menyebarkan berita atau perkataan mengandung ghibah, fitnah dan unsur kebohongan.
Staf Kesiswaan SMP Darul Hikam Risyan Muhammad Taufik menegaskan kegiatan deklarasi anti menyebarkan info bohong ini merupakan bentuk nyata bagi anak-anak muda, khususnya pelajar, untuk terlibat langsung melawan segala bentuk kabar-kabar fitnah dan palsu. Terlebih, sambung Risyan, banyak pengguna gadget merupakan kalangan anak sekolah yang memiliki akun medsos.
"Mari generasi mudai ini bisa bijak, baik, dan cerdas menggunakan medsos. Kami ingatkan agar para pelajar ini tidak ikut-ikutan menyebarkan berita hoax," tuturnya.
Dia menegaskan, para generasi penerus bangsa harus lebih waspada dalam menerima aneka informasi yang sudah tak terbendung seiring makin berkembangannya teknologi internet. "Deklarasi ini mengingatkan agar kalangan pelajar tidak hanyut dengan berita-berita hoax. Maka itu, pelajar harus bisa menyeleksi dan tabayun terhadap suatu informasi," kata Risyan.
(bbn/ern)